*Gabung Ke Musi Rawas Harga Mati
CURUP – Kemarin (24/8) 9 tokoh Lembak mendatangi Pemerintah Propinsi Bengkulu untuk menagih janji. Namun jawaban Provinsi nampaknya dingin. Dalam artian tidak terlalu menanggapi permintaan warga Lembak. Untuk itu, warga Lembak saat ini tengah bersiap untuk mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) RL untuk dikembalikan. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Presidium Lembak Ishak Burmansyah kepada wartawan.
“Provinsi terkesan mengacuhkan permintaan kita. Makanya saat ini kami kembali menyusun langkah untuk segera bergabung dengan Kabupaten Musi Rawas. Salah satunya ialah mengumpulkan KTP untuk dikembalikan,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan pihaknya mau tidak mau akan bergabung dengan Kabupaten Musi Rawas. Karena jika warga Lembak mempertahankan untuk tetap bergabung ke Rejang Lebong, maka tidak menutup kemungknan akan terus dikucilkan. “Gabung Ke Musi Rawas adalah harga mati tidak ada jalan lain kalau tidak mau terus dikucilkan. Menurut hemat kami, warga Lembak tidak mungkin akan membentuk kabupaten sendiri. Prosesnya panjang dan berbelit,” kata Ishak.
Mengenai persiapan pengumpulan KTP itu sendiri, pihaknya sudah membentuk koordinator tiap-tiap wilayah dan akan dikumpulkan di setiap Posko yang sudah terbentuk. “Posko itu nantinya akan menjadi sentral pengaduan dan perkumpulan aspirasi warga Lembak,” tandasnya.
Ishak mengungkapkan, memisahkan diri dari RL bukan tidak beralasan. Sekedar pertimbangan, katanya, Suku Lembak yang tersebar di 7 kecamatan selain mempunyai wilayah yang cukup luas juga memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah ruah. Faktanya, saat ini malah jauh tertinggal dari wilayah lain yang ada di RL.
Menurutnya ini merupakan wujud dari diskriminasi Pemda RL tehadap masyarakat Lembak. “Meski katanya Pemda RL sudah mengalokasikan dana Bansos sebesar Rp 600 miliar namun faktanya Lembak masih sangat jauh tertinggal. Segala segi pembangunan yang ada di wilayah lembak sudah nyat-nyata didiskriminasi. Mulai dari pembanguanan bidang pendidikan, infrastruktur, ekonomi dan lain-lain. Untuk itu, kami warga lembak akan tetap berpisah dengan kabupaten RL,” ucap Ishak.
Ia menambahkan, aksi yang dilakukan warga lembak ini bukanlah salah satu bentuk rasa sakit hati karena “jagoan” lembak kalah dalam bursa pilkada. Namun murni aspirasi warga lembak. “Tidak ada sangkutannya dengan pilkada. Pemisahan ini sendiri sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. Perlu diluruskan, jangan ada yang beranggapan ini adalah bentuk ketidakpuasan terhadap hasil pilkada. Ini murni aspirasi warga lembak yang sudah lama terkukung dan didiskriminasi oleh pemda Rejang Lebong,” tegasnya. (CW-01)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar