Selasa, 28 September 2010

Ketua KONI RL Ngaku “Care” Terhadap Atlit

CURUP – Nursafni Merianti (20) atlit tinju wanita, Putri Asli Rejang Lebong ini kemarin (28/9) akhirnya puas setelah uneg-unegnya ia tumpahkan kepada Ketua Koni RL Drs Slamet Diono. Dalam pertemuan selama kurang lebih 1 jam ini, Slamet mengaku prihatin atas peristiwa yang dialami oleh atlit tinju kelas layang ringan 45 Kg ini. Kedepan, Slamet mengaku “care” terhadap kebutuhan atlit Rejang Lebong.

“Sebelumnya, saya tidak tahu kalau ada atlit tinju wanita di Rejang Lebong. Kalau memang demikian kejadiannya, maka hal ini jadi pelajaran bagi saya. Sebelumnya saya minta maaf karena saya belum banyak tahu masalah atlit karena saya duduk, kurang lebih baru satu minggu,” kata Slamet yang juga Wabup RL ini.

Untuk itu, ia akan segera melakukan rapat koordinasi dengan seluruh pengurus harian dari semua cabang olahraga. Setelah itu, barulah ia kana menerapkan strategi untuk mensejahterakan atlit. “Kalau atlit tidak sejahtera bagaimana bias berprestassi. Sesuai dengan istilah men sana in corpore sano. Dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang sehat. Ketika tubuh kita cukup istirahat dan bugar, mendapat cukup latihan fisik dan hidup dengan teratur, maka seluruh fungsi tubuh dan neuron neuron otak akan bekerja optimal. Setelah itu baru biusa berprestasi,” papar Slamet.

Seperti yang dilansir sebelumnya, Nursafni ini hengkang dari Bumei Pat Petulai. Padahal ia adalah satu-satunya atlit tinju wanita yang dimiliki Propinsi Bengkulu. Ia mengaku baik di Rejang Lebong maupun di Provinsi Bengkulu, tidak ada perhatian dari pemerintah untuk para atlit.

Wanita kelahiran Air Bang tahun 1980 lalu ini kepada Musirawas Ekspres kemarin (27/9) saat ditemui di Mapolres RL mengaku banyak pengalaman pahit dari pemerintah saat ingin bertanding. Ia pernah dibekali Rp 60 ribu saat mengikuti Pra PON di Kalimantan.

Sejak itu ia mengaku, banyak pertandingan yang ia biayai sendiri padahal ia selalau membawa nama Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Bahkan selama 5 tahun segala peralatan tinjunya ia beli sendiri. Ia pernah mengajukan usul untuk membeli peralatannya namun, tidak pernah ada respon. (CW-01)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar