Senin, 18 Oktober 2010
72 Mahasiswa D3 Politeknik Raflesia Diwisuda
Dalam sambutannya, Direktur Politeknik Raflesia Drs H Suryadarminta M.Pd mengungkapkan, total mahasiswa yang ada sekarang sebanyak 723 orang dan alumni sebanyak 198 orang. Mahasiswa yang diwisuda kali ini terdiri dari Teknik Mesin sebanyak 11 orang, Teknik Sipil sebanyak 19 orang, Teknik Elektro sebanyak 13 orang dan Akutansi sebanyak 29 orang.
“Perkembangan institusi ini tentunya berkat dukungan pengurus yayasan, pembina, pemerintah daerah baik eksekutif maupun legislative serta tokoh masyarakat yang terus menerus memberi masukan inspirasi untuk perkembangan institusi ini,” kata Suryadarminta.
Ia juga mengungkapkan, wisudawan yang langusng berkerja pada dunia usaha yakni sebanyak 17 orang. Selain itu untuk titik awal perbaikan SDM tahun ini adalah 2 orang dosen dapat beasiswa di UGM dan Unpad.
“Kami berharap tahun 2011 ini Pemda RL dapat mengalokasikan dana untuk membangun gedung dan prasarana penunjang lainnya. Karena tanpa bantuan pemda sangat sulit bagi kami untuk bangkit dan membangun gedung yang refresentatif,” katanya.
Diperkirakan tahun 2012 butuh 33 lokal sedangkan local yang ada sebanyak 11 lokal dengan dipinjam gedung SD 15 Curup sebanyak 6 lokal masih kurang 16 lokal.
Sementara itu, Ketua Yayasan Drs Rusli Jamal MM mengatakan, ia sangat antusias akan perkembangan politeknik milik pemerintah daerah. Untuk itu ia meminta kepada Bupati Rejang Lebong melalui instansi terkait untuk sama-sama dalam mengatasi permaslahan gedung ruang belajar mahasiswa. Selain itu ia juga meminta kepada bupati untuk memperbantukan PNS ke Politeknik Raflesia.
Bupati Suherman dalam menanggapi permintaan ini memerintahkan Kepala Dinas untuk membuka pendaftaran bagi PNS yang bersedia diperbantukan ke Politeknik Raflessia. Sementara untuk gedung, akan dicari solusi terbaik antara politeknik dan SD 15 Curup. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada yang menjadi korban. (CW-01) Baca Selengkapnya......
Ishak Zaidin Tepis Isu Presidium Pecah Suara
CURUP – Ketua Presidium Lembak Ishak Zaidin angkat bicara mengenai suara sumbang tentang presidium lembak yang berhembus dalam minggu-minggu terakhir. Menurutnya, dalam perjuangan suara-suara miring itu sering terjadi, termasuk isu pecah suara dalam susunan presidium.
“Saya tegaskan bahwa presidium tidak pecah. Kami tetap pada kesepakatan awal yakni meminta pemkab RL untuk memekarkan wilayah lembak. Dalam struktur presidium, pengurus dan anggotanya berasal dari tokoh-tokoh masyarakat yang ada di masing-masing wilayah lembak. Bohong, kalau ada yang mengatakan ini adalah kepentingan sekelompok orang apalagi yang mengisukan anggota presidium lembak pecah suara. Kami tetap pada satu tujuan yakni memekarkan lembak,” papar Ishak saat ditemuai Musirawas Ekspres Senin (18/10).
Mengenai wacana adanya pemisahan diri dari propinsi Bengkulu, Ia mengaku malah tidak ikut campur. Sebab menurutnya, jalan terbaik saat ini adalah pemekaran wilayah. Bukan pemisahan diri dan bergabung dengan Kabupaten lain. “Kalau ada yang ingin memisahkan diri, itu sah-sah saja. Namanya saja masyarakat banyak. Itu mungkin adalah salah satu sikap sebagian masyarakat yang tidak puas akan pemerintahan saat ini. Sedangkan wacana pemekaran sudah ada sejak dulu,” tuturnya.
Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten untuk memekarkan wilayah lembak menjadi kabupaten. Mengenai SDA dan SDM, menurutnya, Lembak sudah sangat cukup. Hanya saja beberapa fasilitas yang belum ada.
Diterangkannya, isu yang berkembang juga menyebutkan kalau presidium sudah habis masa jabatan. Dikatakan Ishak masyarakat perlu memahami hal ini. Dia juga menjelaskan, Presidium itu bersifat ad hoc bukan jabatan. “Dalam susunan pengurus tidak ada masa berlaku atau masa jabatan. Presidium itu seperti panitia sebuah acara. Panitia ini akan habis masa jabatannya jika tujuan sudah diselesaikan,” pungkasnya. (CW-01)